Mas Penjaga Warung Juga Ingin Kuliah

    Tulisan gua kali ini berisi tentang perjuangan gua untuk kuliah di PTN tahun ini. Karena tulisan gua kali ini lumayan panjang, jadi siapin diri lu untuk bisa baca sampe habis ya. Semoga bermanfaat!

Kamu masih malas? mereka berjuang setiap hari untuk mimpi mereka.

    Satu tahun lalu, Juni-Juli 2015, gua masih ingat rasanya. Gua ditolak empat PTN, satu PTK, dan satu Politeknik. Tapi benar kata orang, waktu dapat menyembuhkan luka. Gua mulai mencoba bangkit membangun semangat hidup gua lagi. Gua gak becanda, rasanya ditolak kampus beda dari ditolak perempuan. Gua pribadi lebih ngerasa putus asa saat ditolak kampus idaman dibanding ditolak perempuan(mungkin cuma perasaan gua aja). Gua mulai membuka pikiran, dan timbul pertanyaan “kenapa kemarin gua gagal lolos ujian masuk PTN?”. Satu pertanyaan yang punya banyak jawaban dari diri gua, dan bisa gua simpulkan bahwa gua gagal karena gua ga fokus sama tujuan gua. Selain itu, masa SMA gua juga penuh dengan hura-hura, terutama pacaran, yang baru gua sadari belakangan ini ambil andil yang cukup besar pada kegagalan gua lolos PTN. gua bukan termasuk anak pintar, ya biasa-biasa saja lah. Baru di Akhir kelas 12 menjelang UN, gua tobat.

    Setelah penolakan beruntun, gua mencoba untuk berpaling dulu ke kegiatan bisnis kecil yang sedang gua coba. Jadi reseller bermodalkan THR Lebaran, hasilnya gak buruk. Gua dapat banyak pengalaman dari bisnis kecil yang gua jalanin selama kurang dari satu bulan. Selain bisnis, ikut kegiatan karang taruna remaja di lingkungan RT, berorganisasi mengurus acara perayaan HUT RI dadakan(persiapan kurang dari dua minggu) yang Alhamdulillah sukses, dan dari belakang panggung di malam puncak perayaan HUT RI ini gua memulai perjalanan baru.

    Di belakang panggung, di malam puncak perayaan HUT RI ke-70 , gua kepikiran SBMPTN. Gua keinget mata pelajaran kimia yang paling kurang gua kuasai dibanding mata pelajaran lain. Gua langsung ambil smartphone yang ada di kantong gua, dan search di google dengan keyword “materi kimia yang sering keluar di SBMPTN”. Dan akhirnya, gua menemukan artikel tentang materi kimia SBMPTN di blog zenius. Sebenernya sedikit konyol, disaat seperti ini, dibelakang panggung perayaan malam puncak HUT RI, gua malah keinget SBMPTN. Tapi, kalo bukan karena ini, gua mungkin ngga kenal sama zenius.net. Sejak saat itu, gua jadi semakin sering baca artikel di blog zenius, lanjut dengan membuat akun di zenius.net, memutar video non-premium member, dan semakin penasaran sama gimana cara jadi premium member supaya bisa akses seluruh video di zenius.net.

    Setelah paham prosedur untuk jadi premium member, gua merasa kalo zenius.net ini baik banget. Mungkin kalian udah tau keunggulan belajar online yang gak perlu jauh-jauh ke tempat bimbel, kalian bisa putar videonya berulang-ulang kalau masih belum mengerti suatu materi, dan menurut gua harga buat jadi premium member relatif murah dibanding biaya bimbel. Dan setelah ini, gua harus memutar otak lagi untuk dapet uang buat jadi premium member zenius.net. Mungkin kalian ada yang bertanya “lu kan punya uang simpanan dari bisnis kecil yang udah lu jelasin sebelumnya, ngapain repot?”. Uangnya udah gua gunain untuk keperluan lain yang penting dan mendesak. Jadi, gua liat ada gitar yang udah lama gak gua mainkan di kamar. Kondisinya mumpung masih bagus, dan gua pun menjualnya. Gak lama setelah gua broadcast di kontak WhatsApp, banyak yang minat dan dua hari kemudian laku. Setelah laku, besoknya gua langsung ke Indomaret untuk bayar voucher premium member zenius.net untuk masa aktif Sembilan bulan.

    Akun zenius.net gua sekarang udah jadi premium, materi yang gua babat abis di awal yaitu materi dari bagian Zenius Learning. Di bagian ini, Sabda jelasin banyak hal baru yang sebelumnya gua gak tau. Keren lah, merubah cara berpikir gua jadi lebih baik dari sebelumnya. Dan dari zenius juga, gua kenal sama yang namanya DeliberatePractice, yang membuat cara belajar gua lebih efektif. Belajar konsep, bukan cuma menghafal rumus jadi. Dan salah satu yang bikin gua takjub, zenius membuat gua cinta sama biologi. Padahal, saat SMA gua paling benci sama biologi. Sesuai dengan yang disarankan Sabda di Zenius Learning, gua mencoba untuk mengatur waktu belajar dan membuat jadwal belajar. Walaupun jadwal belajarnya sering gua langgar juga, tapi kalo ngga ada jadwal akan lebih bingung lagi mau belajar apa. Hal keren lainnya, Gua juga jadi punya mimpi baru sekarang, mimpi besar untuk bisa kuliah di Kampus Gajah (baca: ITB). Yang padahal sebelumnya gua ngga pernah kepikiran untuk berani naro pilihan ITB di SBMPTN.

    Selesai Zenius Learning, gua mencoba mempraktikan apa yang gua dapat. Gua mulai belajar dari bulan Oktober. Oktober-Desember gua fokusin untuk belajar mata pelajaran bagian TKPA. Jadwal belajar gua mungkin sedikit berbeda sama yang lain, oke, sekarang gua mau kasih tau secara singkat hari-hari gua selama setahun terakhir. Selama senin-jumat , setelah shalat subuh gua mulai dengan materi ringan seperti bahasa atau TPA sampai waktunya gua harus buka warung. Gua juga punya tanggung jawab lain selain belajar, yaitu ikut berdagang di warung yang jadi penopang hidup keluarga gua lebih dari 20 tahun. Di warung gua, juga menerima pembayaran tagihan listrik dan telfon, otomatis ada laptop di warung gua. Keadaan ini gua coba manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di warung, di sela-sela waktu tanpa pembeli, gua isi dengan zeniusan. Abisnya, kapan lagi punya waktu belajar kalo nggak di sempetin. Kadang baru buka web zenius, tiba-tiba ada yang pesen kopi atau beli gas elpiji. Setiap hari, gua jaga warung ini bergantian sama Ibu gua. Dari buka pagi sampai pukul sepuluh pagi, gua yang bertugas menjaga warung. Setelah itu gua pulang, dirumah buka laptop lagi dan zeniusan. Biasanya belajar pulang dari warung ini baru materi yang rada berat (baca: asik). Lalu, gua menggantikan Ibu gua lagi setelah shalat zuhur atau ashar, lebih sering setelah shalat ashar. Belajar di pinggir jalan ngga bikin konsenterasi gua buyar, malah lebih bikin semangat, beda saat belajar di kamar yang bikin cepet jenuh. Setelah menutup warung di sore hari sekitar pukul lima sore, gua berhenti belajar dan melanjutkannya setelah shalat isya sampai sekuatnya. Di beberapa malam kadang gua sengaja tidur lebih awal, karena udah capek juga, selain itu juga supaya bisa bangun di sepertiga malam dan bisa belajar lebih nyaman. Belajar itu kan harus segar, supaya lebih efektif juga menangkap materi yang dipelajari. Gua sih sering istirahat kalo emang udah nggak bisa nangkep pelajaran lagi karena kecapean, jadi nggak efektif kan belajar saat capek. Buat suasanya senyaman mungkin saat belajar. Jujur, apa yang gua tulis diatas ngga bisa gua lakuin dengan mudah,terkadang gua harus memaksa diri gua sendiri untuk berkomitmen dan inget tujuan akhir gua supaya nggak malas. Terkadang juga, gua kalah sama diri gua sendiri dan bahkan bisa nggak belajar seharian. Terkadang bahkan saat bersemangat banget, gua ngerasa rugi banget kalo tidur dan gak belajar. Semuanya punya porsinya, dan gua terus berusaha mengendalikan diri gua untuk ingat tujuan akhir gua, dan berusaha sekuat mungkin.

belajar dimana aja, kan?

    Kadang, ada saat dimana gua juga cape ngejalanin ini. Belajar sambil jagain warung, harus bangun pagi setiap hari, jarang banget main atau sekedar ngobrol sama temen sebaya gua, dan ada beberapa penyebab lainnya. Kadang gua iri sama temen gua yang juga ngulang untuk ikut SBMPTN selanjutnya, yang mana dia bisa belajar dengan leluasa setiap waktu tanpa ada yang ganggu. Tapi, setelah gua pikir lagi, gua punya kebebasan untuk memilih respon apa yang gua berikan pada setiap kejadian yang gua alami. Mungkin kalo gua punya waktu luang yang banyak seperti mereka, gua malahan males belajar karena merasa kalo gua punya banyak waktu. Kemudahan itu kadang melalaikan, kan?. Sejak saat muncul pemikiran itu, gua selalu mencoba menguatkan diri gua sendiri pada banyak situasi. Misalnya saat gua lagi kesel karena cuma bisa belajar sebentar karena pembeli warung sedang ramai, gua mencoba untuk berpikir positif “karena ini, adalah salah satu jalan gua menuju ITB”(lagi pula juga uang warung kan untuk makan sehari-hari). Setiap ada hal yang mengganggu acara belajar gua, itu yang gua tanamkan dalam pikiran gua “karena ini, adalah salah satu jalan gua menuju ITB”. Sabar. Lagi pula, siapa lagi yang mau bantu orang tua gua selain anaknya?.

“… berat sih, tapi if you want to be great, you have to pay the price”

    Weekend, untuk jadwal sabtu dan minggu. Hari sabtu, biasanya gua hanya bisa belajar saat pagi dan malam. Sama seperti pagi di weekdays, bedanya gua pulang dari warung lebih awal yaitu sekitar pukul Sembilan pagi. Karena pada pukul 10.00-13.00, gua membimbing ekskur bulutangkis di SMA gua yang dulu. setelah itu istirahat dan sorenya berjaga di warung lagi, tapi biasanya nggak sambil belajar. Baru belajar lagi saat malam. Hari minggu, materi pelajaran yang gua pelajari biasanya yang ringan, supaya bisa segar lagi di hari senin. Dan biasanya di weekend ini, gua punya kegiatan positif lainnya di waktu-waktu yang emang udah gua jadwalkan. Yang jelas, kegiatan di weekend terisi dengan baik.

    Seperti yang dibilang Sabda di rekamannya tentang Deliberate Prectice, “it’s not fun at all”. Dalam kenyataannya pasti ada saat dimana gua semangat banget buat belajar, bahkan sampai pernah satu minggu gua cuma tidur 3 jam semalam karena kecanduan belajar. Pernah juga ngantuk duluan karena ngeliat rekaman materi kimia yang lamanya setengah jam (satu video doang, padahal rekaman satu video sabda di matdas atau matipa itu paling 5-10 menit). Pernah juga seharian nggak belajar karena saking ngga ada semangat, walaupun besoknya nyesel abis karena udah buang-buang waktu. Setelah menghabiskan materi Zenius Learning akhir oktober, gua mematok STEI-ITB untuk target PG yang harus gua capai. Awalnya memang gua ingin bisa lolos STEI, tapi lama kelamaan gua semakin sadar kalo STEI bukan passion gua. Pernah kejadian pas gua lagi jaga warung siang sambil zeniusan, mata gua ngantuk banget dan gua ketiduran (padahal lagi jaga warung sendirian). Tapi, belum lama tidur gua udah mimpi. Apa mimpi gua? Ditolak STEI men, langsung kebangun dan ngga ngantuk lagi gua setelah itu. Dan juga, di akhir desember 2015, karena saking semangatnya belajar gua sampai lupa olahraga(olahraga itu penting, banget). Sakit deh gua, pusing, demam, terus gua curhat sama temen gua yang udah jadi mahasiswa ITB. Dia bilang “masa, calon mahasiswa ITB kena gejala masuk angin aja jadi ngga belajar?”.  Setelah itu gua langsung semangat lagi, langsung buka laptop sambil keringetan dingin gak jelas. Buka zenius.net, dan belajar sesuai jadwal yang udah gua buat. Jangan lupakan peran orang tua, salah satu penyebab semangat gua naik drastis pas lagi jatuh dan putus asa. Tapi, mungkin usaha gua ini masih bukan apa-apa dibanding teman-teman seperjuangan diluar sana.

find this, then have fun.

    Nilai tryout gua menunjukkan grafik yang positif. Tryout mandiri pertama di bulan November, PG gua saat itu 25,6%. Pada akhir januari, tryout umum yang diadakan di SMAN 14 jakarta membuktikan peningkatan dengan hasil PG 32,16%. Saat tryout ini, bertepatan dengan pameran kampus di SMA gua. Dimana teman-teman se-angkatan gua di SMA yang menjadi panitia, dan mereka mengisi tiap stand kampus mereka masing-masing. Sebenarnya gua mau hadir kesana juga, tapi bentrok sama tryout. Ada lagi kisah bentrok tanggal antara tryout dan acara yang ngga kalah penting buat gua. 7 Februari 2016, bertepatan dengan acara ITB day, dan gua terpilih menjadi peserta seminar disana. Tapi karena ada tryout juga yang diselenggarakan mahasiswa FMIPA UI saat itu, TOSSAKA, jadi gua ngga bisa ke bandung dengan harapan Agustus nanti gua datang ke ITB sebagai mahasiswa baru. Tryout SBMPTN yang di adakan di daerah Jakarta cukup banyak, jadi gua sering naik kereta untuk ikut tryout bersama temen seperjuangan yang perjuangannya lebih gokil dari gua. Gua punya lima teman seperjuangan, yang mana kalo kita tryout tuh selalu bareng. Tryout ke kota, naik kereta pagi buta di hari minggu dari stasiun pondok cina. Pernah ada kejadian lucu waktu itu, kita mau tryout ke gedung RRI Jakarta, pas turun di stasiun juanda, kita semua bingung mau kesana naik apa. Jadilah waktu itu kita naik bajaj, bilang mau ke RRI malah di anterin ke GNI(Galeri Nasional Indonesia). Gua dengan polosnya nanya ke satpam “pak, mau tanya, ini RRI ya pak? Tryoutnya sebelah mana ya?”. Setelah dapat jawaban dari pak satpam, kami mencari bajaj lagi untuk ke RRI. Pernah juga saat mau tryout di Universitas Pertamina (Gor Pertamina), baru keluar dari stasiun, tukang ojeknya udah nawarin dan tau aja tujuan kami mau tryout. “ayo sini tryout, gor pertamina dek!”. Gokil ini tukang ojek atau mentalist. Dan juga ada banyak tryout online yang praktis dan keren, bahkan ada yang gratis juga(biasanya gua ikut yang gratis). 

Kenangan dari tryout, istirahat di st. Palmerah (model : maba Teknik Elektro – ITS 2016)

Masuk di bulan april, tepatnya setelah UN SMA, gua ikut program intensif di salah satu bimbel terbaik di Indonesia. Hasil tryout gua selama intensif ini, PG gua ngga pernah di bawah 40%. Meskipun begitu, PG yang gua dapat tidak pernah diatas 50%. Paling besar, 48,67%. Gua pun membuat pilihan PTN tujuan di SBMPTN 2016 ini menjadi lebih realistis, FITB-ITB, Tek. Geologi-Unpad, Biologi-Unpad.

nilai TO terkecil 6 minggu sebelum perang.
nilai TO terbesar 6 minggu terakhir sebelum perang.

    Musim-musim ujian masuk perguruan tinggi pun dimulai. Tahun 2016 ini gua ikut empat tes yang mulai menerima mahasiswa baru lebih dulu dibanding ujian lainnya. USM STIS, SBMPTN, Simak UI, dan UM Undip. Di awal bulan mei, ketakutan gua muncul. Takut ngga diterima PTN lagi tahun ini, seperti tahun lalu. Tapi Ibu gua selalu menguatkan gua. “Jangan lemes dong, kamu pasti dapet kuliah tahun ini Ri!”. Dimulai dari USM STIS, ujian yang dibuka lebih awal dari ujian masuk PTN. Sebenarnya gua ingin ikut lebih dari satu untuk tes PTK, tapi peraturan tahun ini hanya memperbolehkan mengikuti satu tes di salah satu PTK saja. Setelah USM STIS tahap 1 selesai, gua ngga berharap banyak untuk hasilnya. Tapi Alhamdulillah saat pengumuman tahap 1 USM STIS ini, gua lolos. SBMPTN jatuh pada tanggal 31 Mei 2016, tiga hari setelah pengumuman tahap 1 STIS. Bagi gua, SBMPTN 2016 adalah mimpi buruk. Apa yang gua kerjakan saat SBMPTN berbeda jauh dibanding Tryout. Entah gua grogi atau soalnya memang lebih susah di tahun ini. Selain itu, gua juga lagi demam dan flu. Seakan, semua yang gua kerjakan satu tahun terakhir ini sia-sia. Gua pun ngga bisa berharap banyak dari SBMPTN, padahal ini jalan satu-satunya menuju FITB. Empat hari setelah SBMPTN, saatnya untuk menghadapi UM Undip. Soal-soal UM Undip relatif lebih mudah dibanding SBMPTN, menurut gua. Gua bisa isi lumayan banyak saat UM Undip. Besoknya giliran Simak UI. Dibanding SBMPTN, harapan gua lebih besar untuk lolos Simak UI sesaat setelah selesai ujian. Gua lebih santai saat mengerjakan soal SIMAK, karena waktunya yang cukup lama walaupun memang level soalnya di atas SBMPTN. Di sela menunggu hasil ujian masuk PTN, ada ujian tahap 2 STIS.

    Pengumuman dari tiap ujian harinya berdekatan. 25 Juni, pengumuman tahap 2 STIS dan gua dinyatakan tidak lolos. Perasaan gua masih biasa saja saat itu, karena yang gua mau itu ITB. Tanggal 28 juni, hari yang gua tunggu ini ternyata tidak bersahabat dengan gua. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan. Meskipun selama intensif nilai gua ngga pernah dinyatakan ngga lolos di FITB, tapi kenyataannya. Gua tidak lolos di pilihan manapun di SBMPTN. Mengutip dari kalimat yang pernah di ucapkan Shinichi Kudo pada serial Detective Conan 

“Sekalipun itu ditempatkan di telapak tangan kita.. bukan berarti kita dapat menggenggamnya.”

Sedih, kecewa, Gua mencoba untuk menahan semuanya. Untuk kedua kalinya gua ditolak SBMPTN, 2015 dan 2016. Sakit banget rasanya, udah nunda satu tahun untuk belajar lagi materi SBMPTN tapi gua ngga lolos.  Harapan gua ada pada hasil Simak UI, yang mana gua lebih percaya hasilnya akan lebih baik dari hasil SBMPTN. Namun, 30 Juni menjadi cobaan selanjutnya bagi gua. Gua tidak lolos Simak UI. Ditolak lagi, sedih banget. Walaupun bukan gua aja yang merasakan hal ini. Teman-teman seperjuangan gua juga ada yang merasakan hal sama seperti gua. Bahkan setelah pengumuman Simak UI, salah satu teman gua ada yang bilang ke gua via Line “der, kalo mau nangis ya nangis aja. Ngga usah ditahan”. Sebenernya dari kemaren pas ditolak SBMPTN, gua pengen banget nangis. Rasanya sakit banget. Tapi mau gimana? Gua buka pengumumannya saat gua lagi jaga warung. Jadi, mau ngga mau ya harus gua tahan dulu(kan lucu kalo gua nangis-nangis terus ada pembeli). besoknya, tanggal 1 Juli, adalah kesempatan terakhir gua dari ujian yang sudah gua lewati. Pengumuman UM Undip. Kali ini gua udah bener-bener pasrah sama keputusan Allah. Akhirnya, kabar baik pun datang. Gua lolos UM Undip. Orang pertama yang gua kabarin adalah Ibu gua. Beliau yang dari kemarin kelihatan paling khawatir karena gua ditolak dimana-mana. yang setelah gua ditolak kemarin selalu mengingatkan gua “kamu udah usaha ko, belajar mulu setiap hari. Yaudah, berarti belum rejeki kamu”. Pas gua telfon dia “mah, Aku lolos Undip”.”Alhamdulillah, bener ri? Kamu ngga salah liat kan?”. “iya bener mah”. Suara Ibu gua terdengar mau nangis di telfon saat itu. Mengutip dari status WhatsApp guru fisika bimbel gua “do the math, Allah do the count”.

Akhirnya kuliah …

    Banyak hal berharga yang gua dapat semenjak penolakan di 2015, Pelajaran-pelajaran yang mungkin gua ga dapat apabila gua langsung diterima di PTN pada tahun 2015. Mungkin masih ada yang berpikir kalo menunda satu tahun untuk kuliah adalah pilihan yang salah karena membuang-buang waktu, tapi setelah apa yang gua alami ini faktanya berbanding terbalik dengan apa yang orang-orang pikirkan. Kata keren yang di ucapkan Sabda 

“Orang bodoh tidak belajar dari kesalahannya, orang pintar belajar dari kesalahannya sendiri, tapi orang bijak belajar dari kesalahan orang lain.”

yang masih gua inget banget dan sering gua sampaikan ke adik kelas supaya ngga mengalami nasib yang sama seperti gua. Meskipun gua ngga lolos ITB, tapi yang terus gua yakini sekarang bahwa inilah pilihan terbaik yang Allah pilihkan untuk gua.

    351015, kode pilihan untuk Fak. Ilmu dan Teknologi Kebumian. 351015, yang telah menggantikan tujuan gua sebelumnya 351075, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika. 351015, mungkin angka ini akan bertahan cukup lama di ingatan gua. 351015.  Meskipun gua ngga bisa ikut OSKM ITB tahun 2016 ini, yang mana video OSKM tahun-tahun sebelumnya sering gua tonton sebagai pembangkit semangat belajar satu tahun terakhir, tapi siapa tau nanti adik gua bisa kuliah di ITB dan ikut OSKM. Atau mungkin nanti anak gua yang bisa kuliah di ITB, atau mungkin bahkan nanti gua punya istri yang lulusan ITB. Rencana-Nya pasti yang terbaik.

    Alhamdulillah. Terimakasih untuk Orang tua gua, yang satu tahun terakhir ini gua jadi semakin dekat dengan mereka dan selalu mendukung pilihan-pilihan aneh yang gua putuskan. Terimakasih untuk semua tutor Zenius.net, Sabda, Wisnu, Pras, Yoki, Donna, Wilo dan yang lainnya. Karena abang dan eneng gua jadi lebih baik dalam banyak hal bukan cuma pelajaran. Khususnya buat Bang Sabda, guru ter-Ajib yang pernah gua temuin. Cara ngajar lu, dialek ngomong lu bang kadang bikin gua kangen dan bernostalgia untuk satu tahun terakhir ini. “wokeh”, “gini boy”, “bisa kan lu? Dodol aja lu kalo ngga bisa”, wah ajib dah lu bang. Dan pas gua denger rekaman lu tentang DP, lu sempet ngebahas teori Bulutangkis. Kebetulan gua dari SD sampe awal SMA suka ngambis buat masuk pelatnas PBSI bang. Mungkin kalo lu baca tulisan gua ini bang, boleh lah kita nanti main Badminton bareng, mungkin sama tutor zenius lainnya juga. Terimakasih untuk semuanya deh pokoknya maaf gak bisa gua sebut semuanya. Sukses buat temen seperjuangan “Commuter Line” yang sekarang kita semua pisah. Surabaya, semarang, jatinangor, depok, Jakarta. dimana pun, pokoknya sukses lah!. Semoga tulisan gua ini bermanfaat untuk semua pembaca ya, maaf kalo kepanjangan padahal ini belum semuanya. Wassalamu’alaikum!

——————————————————————-

    Kalo ada yang mau kenal sama gua, boleh tinggalin komentar di bawah ko. ditunggu ya kritik, saran, mau diskusi, atau mau sharing pengalaman/perjuangan pribadi lo juga boleh. Silahkan tinggalkan jejak di bawah, asal jangan tinggalkan aku tanpa alasan #eaaa 🙂 Thank You…

Postingan ini adalah post pertama di blog baru yang mana pindahan dari blog sebelumnya. Semoga ga mengurangi makna dari post diatas ya..

One thought on “Mas Penjaga Warung Juga Ingin Kuliah

Leave a comment