Perubahan

Hello, how’s your day? Hope you all good.
Satu tahun lebih saya tidak menulis di platform ini, semoga apa yang saya tulis masih bisa dibaca.

Saya ingin mencoba masuk ke topik yang paling digemari muda-mudi, pasti pernah, sedang, atau akan merasakan apa yang namanya cinta. Cinta itu membuat kamu bahagia saat merasakannya. Cinta tidak hadir seketika, namun hadir saat kamu telah memupuk dan merawatnya dengan baik. Cinta membuat kamu ingin memiliki, sangat. Cinta lawan jenis, cinta harta, cinta jabatan, bisa juga secara langsung diartikan ingin memiliki (lawan jenis, harta, dan jabatan) meskipun pada kenyataannya memang benar cinta itu tidak harus memiliki. Saya ingin mengutarakan apa yang ada di benak saya, berfokus pada cinta antar sesama manusia.

Pengalaman saya dalam menjalin cinta cukup, cukup toxic. Saya memiliki keinginan memiliki lebih, dan tidak sedikit orang seperti itu. Ketika keinginan tersebut terus memuncak, maka keinginan merubah pasangan menjadi seperti apa yang kita inginkan akan naik ke permukaan. Kamu yang awalnya mencintai dengan ikhlas (katanya), sekarang mencintai dengan berharap imbalan bahwa pasanganmu akan berubah seperti apa yang kamu mau.

Kita ambil contoh, mungkin ada manusia diluar sana yang ketika sudah berhubungan lama dengan pasangannya, menginginkan pasangannya harus jago olahraga, pintar ngaji, berhijab, jago masak, jago silat, jago ya entahlah apa. Tuntutan tersebut hadir, lalu timbul ketidaknyamanan dalam hubungan, pasanganmu risih karena dituntut, kamu risih karena pasanganmu tidak mau berubah seperti yang kamu inginkan. Entah bagaimana pandangan mengenai keilmuan tentang prilaku manusia, namun sejatinya memang manusia sulit untuk berubah dari apa yang telah dia mulai dengan rutin.

Pasangan kamu susah solat, ya tidak bisa berubah dengan cepat, sepekan dua pekan. Mungkin baru bisa berubah setelah tiga pekan, hehe. Pasanganmu susah bangun pagi, merokok satu hari lima bungkus bahkan sampai disebut sebagai king of asbak, atau suka kentut sembarangan. haduh makin ngaco. Udah deh, selesaikan aja masalah seperti itu dengan tidak perlu menuntutnya untuk berubah (secara instan), namun jika kamu mau terus berusaha, ya lakukan dengan cara yang baik. Tapi ingat, ketika setiap hari kamu berharap suatu saat nanti dia akan berubah, kamu pegang teguh itu, kamu yakin seyakin-yakinnya-yakin, dan tatkala hal tersebut tidak pernah terjadi… perubahan yang kamu harapkan tidak pernah terjadi, siap-siap untuk kecewa.

Raditya dika bilang, cari pasangan yang emang kamu mau dia seperti apa. Biar tidak usah punya PR untuk merubahnya, dasar sok peduli. Kamu sudah menemukannya, ya bagus. Kalau suka ngebucin, cari juga yang suka ngebucin. Suka nanyain kamu dimana, udah makan belum, suka ngorek whatsApp atau sosmed satu sama lain. Sebaliknya, kamu lebih suka yang tidak berlebihan dalam bertanya (seperti seminar nasional) atau melanggar privasi masing-masing, ya itu juga terserah. senyaman kalian lah, biar tidak usah banyak pikiran yang tidak perlu.

Mungkin blog ini akan beralih menjadi tempat konsultasi percintaan. Meskipun penulisnya juga sering terjebak dalam urusan ini.

Semoga post pertama setelah libur panjang ini sedikit menghibur.